Minggu, 20 Januari 2013
Rabu, 09 Januari 2013
TEKNOLOGI REM YANG AMAN
Dalam menghentikan kendaraan yang melaju
digunakan perangkat (alat) yang dinamakan dengan rem, alat ini bekerja
dengan adanya gaya gesekan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan
berambah sesuai dengan adanya pembagian beban pada ban. Biasanya
kendaraan yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya akan lebih
berat dibandingkan dengan bagian belakangnya. Bila kendaraan direm maka
titik pusat gravitasi akan pindah ke depan (bergerak maju) hal ini
disebabkan adanya gaya inertia yang bekerja pada berat mobil, dan juga
adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkram pengeremannya berlaku
sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci hal ini
menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan, ini disebabkan oleh
daya pengereman terlalu besar. Dengan terkuncinya roda belakang gesekan
akan menurun, roda belakang akan begerak seperti ekor ikan ( bergerak
kanan kiri dan sukar terkontrol). Dan ini sangat berbahaya.
Bagaimana cara mengetasinya?
Ada dua cara :
1. Secara Konvensional
Dengan adanya alasan seperti itu, maka
diperlukan suatu alat yang dapat membagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk roda depan daripada roda belakang,
alat ini disebut dengan “katup pengimbang”
(Proportioning Valve) atau yang biasa disebut dengan katup P. Alat ini
bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda
belakang, dengan demikian daya pengereman pada roda belakang akan
berkurang.
Disamping katup P, efek yang sama juga
dapat diperoleh dari load sensing and proportioning valve (LSPV) yang
merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai dengan
beban, proportioning and bypass valve (P & BV) yang meneruskan
tekanan master silinder langsung ke roda tanpa melalui katup P bila
sistem rem roda depan tidak berfungsi, katup decelaration-sensing and
proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point
sesuai dengan deselerasi selama pengereman, dan perlengkapan lainnya.
2. Secara Otomatis
Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya
untuk mencegah terkuncinya roda-roda belakang selama pengereman secara
tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-roda depan agar kendaraan
tidak berputar (slip) serta menjaga pengemdalian kemudi dengan baik.
Perhatian:
1. Bila kendaraan mulai ada gejala slip,
akan dapat diperbaiki dengan adanya gerakan roda kemudi untuk lebih
mudah menghindar dari rintangan.
2. Bila rem bekerja selama kendaraan membelok, kendaraan dapat berhenti dengan aman tanpa mengalami perubahan langsung.
Demikian penjelasan Teknologi Rem yang aman
KONTRUKSI BUSI
Bagian paling atas dari busi adalah terminal yang
menghubungkan kabel tegangan tinggi. Terminal ini berhubungan dengan
elektroda tengah yang biasanya terbuat dari campuran nikel agar tahan
terhadap panas dan elemen perusak dalam bahan bakar, dan sering
mempunyai inti tembaga untuk membantu membuang panas. Pada beberapa busi
elektroda terbuat dari campuran perak, platina, paladium atau emas.
Busi-busi ini dirancang untuk memberikan ketahanan terhadap erosi yang
lebih besar serta bisa tetap bagus.
Elektroda tengah melewati isolator (penyekat) keramik
yang terdapat pada bagian luarnya. Isolator ini berfungsi untuk
melindungi elektroda tengah dari kebocoran listrik dan melindungi dari
panas mesin. Untuk mencegah kebocoran gas terdapat seal (perapat) antara
elektroda tengah dengan isolator dan antara isolator dengan bodi busi.
Bodi busi dibuat dari baja dan biasanya diberi pelat
nikel untuk mencegah korosi. Bagian atas luar bodi berbentuk hexagon
(sudut segi enam) yang berfungsi untuk mengeraskan (memasang) dan
mengendorkan (membuka) busi. Pada bagian bawahnya dibuat ulir agar busi
bisa disekrupkan (dipasang) ke kepala silinder. Pada bagian ujung bawah
busi terdapat elektroda sisi atau elektroda negatif. Elektroda ini dilas
ke bodi busi untuk jalur ke masa saat terjadi percikan. Terdapat dua
tipe dudukan (seat) busi yaitu berbentuk datar dan kerucut. Dudukan busi
merupakan bagian dari bodi busi pada bagian atas ulir yang akan
bertemu/berpasangan dengan kepala silinder. Jika dudukan businya
berbentuk datar, maka terdapat cincin perapat (sealing washer),
sebaliknya jika dudukannya berbentuk kerucut maka tidak memerlukan
cincin perapat.
CARA MENGUKUR KEAUSAN SILINDER SEPEDA MOTOR
Keausan lubang silinder bisa saja terjadi secara
tidak merata sehingga dapat berupa keovalan atau ketirusan.
Masing-masing kerusakan tersebut harus diketahui untuk menentukan
langkah perbaikannya.
Cara mengukur keausan silinder:
Cara mengukur keausan silinder:
-
Lepaskan blok silinder
-
Lepaskan piston
-
Ukur diameter lubang silinder dengan ”dial indikator” bagian yang diukur bagian atas, tengah dan bawah dari lubang silinder. Pengukuran dilakukan dua kali pada posisi menyilang.
-
Hitung besarnya keovalan dan ketirusan. Bandingkan dengan ketentuan pada buku manual servisnya. Jika besarnya keovalan dan ketirusan melebihi batas-batas yang diijinkan lubang silinder harus diover size. Tahapan over size adalah 0,25 mm, 0,50 mm, 0,75 mm dan 1,00 mm. Over size pertama seharusnya 0,25 mm dengan keausan di bawah 0,25 mm dan seterusnya. Jika silinder sudah tidak mungkin di over size maka penyelesaiannya adalah dengan diganti pelapis silindernya.
CERMAT OVERSIZE,CEGAH NGLITIK DAN PISTON MACET
Perhatikan saat akan oversize liner silinder. Jika dikerjakan tukang
bubut sembarangan, dinding atas-bawah permukaan seher enggak rata alias
miring. Dapat timbulkan gejala ngelitik, getar dan piston sering macet.
Bisa begitu karena ketika seher panas dan memuai, celah yang sempit
bikin gerak piston jadi berat dan seret. Apalagi ditambah proses
pembesaran liner yang miring. Makanya ada beberapa syarat penting.
Paling dasar, konsumen mesti bawa seher pengganti ukuran lebih besar
dari standar berikut blok silinder. Karena seher lama untuk patokan
tukang bubut. Minta dibuat celah ideal 0,03~0,05 mm. Biar enggak kerja
dua kali, periksa kelancaran gerak seher di dalam liner silinder baru.
Caranya, seka minyak atau oli di liner dan seher sampai kering. Lalu
masukkan seher ke lubang liner sambil ditekan perlahan. Bila seher
ditekan terlalu paksa, minta ke tukang bubut untuk segara di huning
ulang sampai lancar.
Terakhir, lihat celah sekeliling bibir liner yang di dalamnya terdapat
seher. Lewat pancaran cahaya, bila sinar disekeliling tidak rata, jangan
segan-segan dipoles ulang. Karena tidak timbulnya cahaya, menandakan
celah antara seher dengan liner terlalu rapat.
CARA OVERSIZE PISTON
Yang di maksud oversize adalah ukuran piston standard yang lebih besar.
Ukurannya dihitung dalam satuan milimeter (mm). Nilai oversize adalah
nilai di belakang koma. Biasanya oversize disebabkan karena dinding blok
mesin sulah baret (beret / luka). Jika sudah parah, maka harus
mengganti ukuran piston yang jauh lebih besar.
Efek dari dinding yang luka tersebut adalah:
1. Kompresi mesin turun, BBM akan lebih boros dan tenaga berkurang.
2. Piston tidak mampu berjalan mulus
3. Terjadi kebocoran pada ring piston sehingga oli akan mengalir ke ruang bakar dan lebih merusak klep, busi, dan kepala piston.
Contoh oversize:
Disediakan sebuah piston Yamaha Jupiter berdiameter 49mm (std).
Dari piston tsb. kita akan membeli yang baru dengan produk yang sama.
Ada 5pilihan yg selalu di berikan oleh toko yaitu
1. oversize 0 (std)
2. oversize 25
3. oversize 50
4. oversize 75
5. oversize 100 ,dst.
nah,jika std diameter piston menjadi 49mm
jika 25 menjadi 49.25mm
jika 50 menjadi 49.5mm
jika 75 menjadi 49.75mm
jika 100 menjadi 50mm
saran untuk mengganti oversize piston adalah memakai oversize 50 atau
oversize 100. untuk korter blok silinder 25/75 akan lebih susah daripada
50/100.
Sabtu, 05 Januari 2013
CARA MEMILIH OLI YANG BAGUS
KEKENTALAN OLI
Tingkat kekentalan oli dipengaruhi oleh temperator sekitarnya.
Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan semakin kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebihan mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu
Langganan:
Postingan (Atom)